Jakarta – Jagad media sosial di ramaikan dengan pemberitaan yang dibuat oleh akun TikTok @saridona4273, Berangkas Indo yang memuat konten tentang korupsi oplosan BBM Pertamina yang diduga mengkaitkan narasi negatif terhadap Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto.

Ketua umum Ikatan Mahasiswa Hukum Indonesia ( ISMAHI),Ali Hasan Amrun, menyayangkan penyebaran informasi tersebut. Melalui akun Brangkas Indo di pertegas bahwa Oplosan BBM Ron90 pertalite dijual menjadi Ron92 Pertamax itu telah merugikan keuangan negara hingga Rp. 193,7 triliun tahun 2023.

Dalam pemberitaan ya disebutkan bahwa Kapolda Metro Jaya dituding menerima uang pengamanan sebesar Rp. 25 miliar setiap bulan.

Ali Hasan berpandangan bahwa ada upaya untuk memperburuk citra Polisi dan khusus ya Kapolda Metro Jaya. Seharusnya sebelum pemberitaan tersebut di publis, ada baiknya pemilik akun melakukan pembenaran issu terkait pemeberitaannya. Sang pemilik akun seharusnya melakukan cover both side untuk penyampaian pemberitaan sebelum di publis ke ruangan publik.

“ pemberitaan sepihak sangat kami sesalkan karena narasi buruk dan opini negatif di arahkan kepada Kapolda Metro Jaya, kasus oplosan BBM Pertamina itu bersifat global seluruh Indonesia kalau kita pikirkan secara logika dan akal sehat ruang lingkup kinerja Kapolda Metro Jaya memberi rasa aman kepada masyarakat kepada warga jakarta dan wilayah hukum bagian polda metro jaya, artinya kewenangan kapolda metro jaya terbatas, sementara kasus BBM oplosan itu gelobal dan mencakup seluruh wilayah Indonesia, ” tegas Ali hasan saat memberikan keterangan di jakarta (7/03/2025).

Ketua umum ISMAHI menilai Kapolda Metro jaya Irjen.Karyoto tidak tahu menahu soal kasus BBM tersebut dan sangat tidak mungkin ikut andil persoalan BBM karna ranah hukumnya tidak ada kaitanya dengan Kapolda Metro Jaya

Penyebaran hoaks ujaran kebencian, nampak dalam narasi yang sengaja dibuat okeh akun Brangkas Indo, oleh karena itu kami meminta kepada masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial, cek terlebih dahulu info dan kenearan sebelum di poat di medsos, kami juga meminta kepada akun akun tersebut untuk mentake down postinganya

Masyarakat harus dijaga pemahamanya agar tidak terkontaminasi oleh pemberitaan yang belum tentu benar keberadaanya.

” Bila ada unsur pemberitaan yang mengandung unsur kebencian dan sumber pemberitaanya belum benar. Masyarakat harus lebih awas agar tidak mudah terpecah belah pamahaman, ” kata Ali Hasan.

Keberadaan pemberitaan Brangkas Indo jika memahami konten itu diduga hanya ingin mengejar pamor reting fyp di tiktok agar viral dan jumlah pengikutnya tambah banyak. Sedangkan sang pemilik konten tidak berfikir akibat yang kedepanya akan terjadi.

Kami yakin saat ini masyarakat sudah memahami mana pemberitaan yang layak di konsumsi dan mana pemberitaan yang hanya mementingkan diri sang pemilik akun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *