REPORTASE  JAKARTA

Bali – Tidak salah ungkapan masyarakat Bali = banyak libur, karena banyak hari besar yang diperingati oleh umat Hindu di Bali, salah satunya dikenal dengan nama hari “Sivaratri/Siwalatri” yang jatuh pada hari Jumat, 20 Januari 2023.

Menurut penanggal Hindu adalah sehari menjelang tilem (bulan mati), sasih kepitu yang datang setahun sekali.

Berbeda dengan Galungan dan Kuningan, hari Siwalatri dikenal dan diperingati sebagai hari yang sangat istimewa dan sakral, karena diyakini sebagai malam peleburan dosa atau penebusan dosa.

Di beberapa Pura yang tersebar di setiap kabupaten dan kota di Bali menjadi ramai di penuhi oleh anak-anak muda. Siwalatri disi dengan sembahyang bersama dan selanjutnya diisi dengan kegiatan mekidung (bernyanyi dengan irama ala Hindu Bali). DIsamping untuk memberikan vibrasi positif juga untuk mengusir ngantuk, semalam suntuk tidak boleh tidur.

Seperti yang terjadi di Pura Jagatnata sebagai pura besar yang ada ditengah-tengah kota dipenuhi oleh generasi muda, walaupun masih ada terlihat beberapa orang tua seperti Pemangku dan juga pengayah (yang membantu pemangku) saat memimpin persembahyangan.
Disamping tidak tidur sepanjang malam juga ada yang berpuasa dari pagi hari sampai keesokan harinya.

Melansir dari Kitab Lubdaka yang ditulis oleh Mpu Tanakung pada jaman raja Kameswara , kerajaan Kediri, Siwalatri yang artinya Siwa = dewa Siwa, Ratri/latri artinya malam, diyakini sebagai malam penebusan dosa, yang menceritakan seorang pemburu yang bernama “Lubdaka”, suatu hari berburu sampai jauh ke tengah hutan , saking asyiknya sampai lupa makan dan minum dan kemalaman di hutan belantara.

Karena berada di tengah hutan dan malam hari, agar tidak diterkam harimau maka naiklah Lubdaka ke sebatang pohon (pohon Bilwa). Sambil memetik daun Bilwa lalu dilemparkan ke bawah dan mengenai patung dewa Siwa, yang saat malam itu dewa Siwa sedang melakukan tapa dan semadi.

Lalu Lubdaka pulang tanpa membawa hasil buruan tiba di rumahnya sudah sore . Singkat cerita Lubdaka sakit dan akhirnya meninggal. Konon arwahnya sudah dijaga oleh dewa penghuni Neraka yang bernama Jogor Manik. Karena perbuatan semasa hidupnya yang suka membunuh.

Namun ada satu perbuatan yang dia lakukan yang dapat memberikan pengampunan dosa , yaitu saat dia ada di hutan dan dari atas pohon melempar daun Bilwa yang mengenai patung dewa Siwa. Maka datanglah dewa Siwa untuk mengambil arwah Lubdak untuk di bawa ke Sorga karena perbuatan berpuasa dua hari satu malam tidak tidur.

Itulah filosofi perayaan hari Siwalatri, yang sampai saat ini dirayakan secara khidmat oleh masyarakat Bali turun temurun, dan sampai saat ini menjadi hari yang istimewa yang ditunggu oleh para kawula muda, untuk menebus dosa dan kesalahan yang diperbuat disadari atau tidak disadari. (Arta).

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *