REPORTASE JAKARTAJAKARTA — Anggota DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menuturkan transformasi digital dan inovasi berbasis AI merupakan langkah strategis yang menjadi salah satu pendorong utama kemajuan bangsa. Karena AI bukan hanya tentang teknologi canggih, tetapi juga merupakan alat yang mempermudah masyarakat mencari referensi mendalam tentang berbagai disiplin ilmu, hingga membantu penyelesaian masalah nyata di masyarakat. Terutama yang sangat vital bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk bertahan dan berkembang di tengah era globalisasi yang semakin kompetitif.
Pemanfaatan teknologi tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi UMKM, tetapi juga sebagai langkah untuk membuka akses pasar baru. Hal ini selaras dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui UMKM yang diwujudkan dalam beberapa langkah strategis, mulai dari akses pembiayaan, pengembangan kapasitas, hingga digitalisasi.
“Kita harus fokus pada hilirisasi digital dan menyiapkan ahli-ahli blockchain, ahli-ahli cyber security, ahli-ahli crypto, ahli-ahli biotechnology dan menyiapkan keahlian anak-anak muda khususnya yang terkait dengan big data analytic. Karena di era globalisasi yang ditandai oleh kemajuan teknologi yang pesat, transformasi digital telah menjadi suatu keharusan bagi segala jenis usaha, termasuk UMKM. Tantangan yang dihadapi oleh UMKM, seperti keterbatasan akses terhadap pasar dan teknologi, dapat diminimalisir melalui implementasi strategi transformasi digital yang tepat,” ujar Bamsoet usai menerima Komunitas anak muda pencinta AI yang tergabung di PT IMAJIK di Jakarta, Sabtu (15/3/25).
Direksi PT IMAJIK hadir antara lain Chief Executive Officer Brillian Fairiandi, Chief Business Officer Glorio Yulianto dan Chief Technology Officer Agus Wibowo.
Ketua MPR RI ke-15 dan Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, transformasi digital membawa beragam manfaat bagi UMKM. Antara lain peningkatan efisiensi operasional, aksesibilitas terhadap pasar yang lebih luas, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan tren pasar. Dengan memanfaatkan teknologi digital, UMKM dapat mengoptimalkan proses bisnis, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan produktivitas.
Menurut laporan dari Bank Indonesia di tahun 2023, sekitar 64% UMKM di Indonesia telah memanfaatkan teknologi digital dalam operasional bisnisnya. Adopsi digital ini berkontribusi pada peningkatan pendapatan rata-rata UMKM sebesar 20-30%.
“Salah satu contoh transformasi digital yang signifikan terlihat pada penggunaan platform e-commerce. Di Indonesia, platform seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee telah membantu UMKM mendigitalisasi penjualan mereka. Berdasarkan laporan dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sebanyak 58,2% responden mengaku berbelanja online selama pandemi, menunjukkan bahwa digitalisasi telah menjadi penting,” kata Bamsoet.
Ketua Komisi III DPR RI ke-7 dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini memaparkan, manfaat lain dari transformasi digital adalah kemudahan akses informasi. UMKM yang memanfaatkan media sosial tidak hanya dapat mempromosikan produk mereka dengan biaya yang relatif rendah, tetapi juga berinteraksi dengan konsumen secara langsung.
“Hal ini menciptakan hubungan yang lebih personal dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Misalnya, bisnis fashion lokal di media sosial sering kali mendapatkan respons langsung dari konsumen yang memberikan umpan balik untuk pengembangan produk,” urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum/Kepala Badan Bela Negara FKPPI dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, meski banyak manfaat yang didapat, UMKM masih menghadapi tantangan dalam menjalankan transformasi digital. Salah satu kendala utama adalah minimnya pengetahuan dan keterampilan digital di kalangan pemilik dan karyawan UMKM. Karena itu, penyediaan pelatihan digital yang terjangkau dan mudah diakses menjadi penting. Pemerintah dan lembaga swasta dapat berkolaborasi untuk memberikan program pelatihan yang memadai.
“Penting juga untuk menciptakan ekosistem yang mendukung UMKM dalam menjalani digitalisasi. Termasuk kebijakan yang mendorong investasi di sektor teknologi serta peningkatan infrastruktur teknologi informasi. Di samping itu, akses ke finansial melalui lembaga perbankan yang lebih inklusif dapat menjadi pendorong bagi UMKM untuk bertransisi ke digital,” pungkas Bamsoet. (*).