REPORTASE  JAKARTA

MEDAN — Anggota Komisi III DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menuturkan bela negara merupakan komitmen yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia. Tujuan utama dari bela negara adalah mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara, melestarikan budaya, serta menjalankan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Di tengah arus globalisasi yang semakin kuat, memperkuat kesadaran bela negara merupakan langkah strategis untuk memastikan keberlangsungan hidup bangsa Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Hal itu disampaikan Bamsoet saat mendampingi Ketua Umum Pancasila Japto Soerjosoemarno acara penutupan Diklat Kaderisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara di Batalion Kavaleri 6/Naga Karimata Medan, Selasa (14/1/25).

“Diklat kaderisasi Pemuda Pancasila menjadi momentum penting dalam membangun kesadaran bela negara di kalangan pemuda. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai tujuan dan fungsi bela negara, para kader diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mampu menjaga integritas bangsa dan negara, serta akuntabel dalam menghadapi berbagai tantangan,” tegas Bamsoet.

Hadir antara lain Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto S. Soerjosoemarno, Wakil Ketua Umum Arsyad Rasyid, Waketum Srikandi Pemuda Pancasila Novita Wijayanti, Komandan KOTI Nasional Robert Rouw, Ketua Pemuda Pancasila Sumatera Utara Musa Rajekshah, Aster Kasdam I/BB Kolonel Inf Andrian Siregar serta Danyonkav 6/Naga Karimata Letkol Kav Ronald Tampubolon.

Saat penutupan Diklat Kaderisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara juga diserahkan bantuan tiga mobil jenazah dari MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara kepada MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Toba, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Batubara.

Ketua MPR RI ke-15 dan Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, bela negara merupakan bentuk implementasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, dimana setiap warga negara memiliki tanggungjawab untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bela negara mencakup tindakan yang dilakukan oleh warga negara untuk melindungi dan mempertahankan kedaulatan negara.

“Aktivitas bela negara tidak semata-mata berupa ketahanan fisik, tetapi juga mencakup aspek mental, sosial, dan budaya. Karena itu, kegiatan Diklat Kaderisasi Pemuda Pancasila menjadi penting sebagai sarana untuk membentuk karakter pemuda yang berkomitmen terhadap nilai-nilai bela negara,” kata Bamsoet.

Ketua Komisi III DPR RI ke-7 dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menegaskan, kesadaran bela negara menjadi penting dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, baik ancaman dari dalam maupun luar negeri. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menunjukkan dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang mengancam kesatuan dan keutuhan bangsa. Peningkatan kasus intoleransi, radikalisasi, dan penyebaran informasi yang tidak benar di media sosial menunjukkan perlunya tindakan preventif yang lebih intensif, termasuk di dalamnya peningkatan kesadaran bela negara.

“Pengenalan nilai-nilai bela negara harus dilakukan sejak dini dalam bentuk pendidikan formal dan informal. Melalui program-program seperti diklat kaderisasi, diharapkan dapat melahirkan generasi muda yang tidak hanya paham tentang Pancasila, tetapi juga aktif dalam mempertahankan nilai-nilai kebangsaan. Dengan demikian, kesadaran bela negara bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tetapi juga merupakan tugas bersama yang harus diemban oleh setiap warga negara,” pungkas Bamsoet. (*)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *