Reportasejakarta.comJakarta, Bertempat di Sahid Hotel, Jl Jend. Sudirman Jakarta Selatan, Gelar Seminar Nasional BUMN, dengan bertema Menakar Kesiapan Perusahaan BUMN Menapaki Era Industri dan Peleburan Bisnis Sampingan BUMN.(5/2/2020).

Kebangkitan BUMN dalam Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan dalam Revolusi Industri mendatang kini, Seminar ini diselenggarakan oleh BUMN tersebut yang dihadiri oleh narasumber Andre Rosiade, anggota komisi VI DPRRI, praksi Partai Gerindra, Mohamad Toha komisi VI DPRRI, peserta yang hadir terdiri dari Sucofindo dan BankBank seperti Bank BRI, MANDIRI dan perusahaan besar yang lainnya.

Dalam materi yang dipaparkan Andre, fokus utama BUMN dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 yaitu :
1. Meningkatkan investasi pendidikan jangka panjang dengan harapan dapat memacu pertumbuhan keahlian sumber daya manusia Indonesia.
2. Memperjelas regulasi beserta batasan-batasan tentang penerapan teknologi pada lini industri sehingga dapat menjadi teknologi yang tepat guna dan buman menjadi teknologi yang berdampak negatif pada masyarakat khususnya kalangan buruh.
3.Mempertanyakan industri dalam negeri, khususnya BUMN, untuk dapat memasuki masa transisi revolusi industri 4.0 agar tidak kalab sajng dengan perusahaan multinasional lainnya baik dalam segi produksi, quality maupun marketing (pemasaran).
4. Membuka afau memfasilitasj jalur kerjasama dan kolaborasi dengan negara-negara yang memiliki keahlian dalam bidang terkait dengan tujuan dihasilkan keahliankeahlian baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh Indonesia.

Adapun materi kesimpulan yang disampaikan Mohamad Toha, sebagai anggota dari Komisi VI DPR RI, bahwa pada kondisi melakukan persiapan pemerintah haruslah dapat memenuhi semua elemen pendukung kesiapan perusahaan BUMN dalam memasuki era Revolusi Industri 4.0 agar apa yang dijalankan dapat benarbenar maksimal dan baiknya sustainabilitas perusahaan dapat terjaga.

Bhima Yudhistira Adhinegara dari Ekonom Indef memaparkan dampak otomatisasi terhadap pekerja dari hasil riset metal Jerman, BOHM ET AL tahun 2016 bahwa ada 74% karyawan merasa tidak dilibatkan dalam proses adaptasi teknologi di tempat kerja. 46% merasa tuntutan pekerjaan justru naik karena digitalisasi. Maka efek samping pekerjaan semakin kompleks, overload informasi, sehingga tuntutan bekerja lebih cepat dan bisa beradaptasi dengan teknologi baru.

Dan salah satu peserta seminar perwakilan dari Succofindo, ketika diwawancarai awak media mengatakan bahwa, ” banyak teknologi yang mangkrak, sudah kebeli malah mangkrak, Succofindo bisa mengatasi solusinya agar mereka siap,” ungkapnya.

(Larty).

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *